ANIMASITALK #2 | Perempuan & Animasi

Dalam perjalanan animasi Indonesia, perempuan telah mengambil peran kuantitatif dan kualitatif. Peran-peran ini dapat ditemukan dalam hal kreatif maupun manajemen. Meski demikian wajah animasi Indonesia dalam berbagai diskusi publik didominasi oleh pria. Kurangnya representasi ini selain mengecilkan peran para perempuan yang sudah berkontribusi besar dalam dunia animasi, juga berpotensi menurunkan minat perempuan yang sedang mempertimbangkan karir dibidang animasi.

Memperingati Hari Perempuan Internasional pada setiap tanggal 8 Maret, AnimasiTalk merangkai episode khusus bertajuk ‘Perempuan dan Animasi’. Episode ini merayakan berbagai peran perempuan dibalik karya-karya animasi Indonesia. Direpresentasikan oleh empat orang narasumber, diskusi ini tayang dalam dua bagian video.

Video bagian pertama membawa kita mengenal keempat narasumber. Adalah Andria Nur Wahyu, seorang Production Coordinator Manager yang menemukan renjana dalam mengelola produksi animasi, lalu menghabiskan tujuh tahun karirnya menghadapi hiruk pikuk produksi studio animasi terkemuka. Kemudian ada Dessy Tri Andani Bambang, seorang visual storyteller yang telah membuat lebih dari dua puluh konten animasi pendek berkelas kompetisi dan festival, namun tetap memilih menganimasikan sendiri semua filmnya. Ada pula Lintang Ratuwulandari, yang hijrah ke Perancis tahun 2011 untuk belajar seni animasi, lalu sejak itu berkomitmen membuat satu film setiap tahun. Lintang bertekad untuk melestarikan teknik animasi dua dimensi (2D) dan sinema independen. Narasumber terakhir adalah Merry Wijaya yang dengan strategis masuk dalam industri animasi tanah air, khusus untuk mengambil peran penyutradaraan animasi, dan berhasil menyutradarai beberapa film berkelas festival. 

Lanjutkan membaca “ANIMASITALK #2 | Perempuan & Animasi”